Garam dan Asin
Berbicara tentang garam atau
sesuatu yang berhubungan dengan asin mengingatkanku kepada salah seorang teman
dekatku yang berasal dari Madura. Selera kita memang banyak kesamaan dari kesenangan
kita pada kopi hitam, rasa asin, tembang-tembang lawas era 80 90an. Jika dilihat dari latar belakang
keluargaku yang berasal dari daerah kulonan (ibu Ngawi dan Bapak Jogja) mungkin
saya terlahir dengan selera sedikit berbeda dengan keluargaku soal urusan
lidah. Keluargaku lebih doniman rasa
manis untuk selera lidahnya, tapi aku juga menyukai manis dan juga asin.
Tapi kali ini aku inggin
berbicara tentang asin dan garam sebagai suatu istilah. Garam dan asin itu
berbeda, jika dilihat dari sudut bentuk kata, garam adalah sebuah kata benda dan
asin adalah kata sifat yang menunjukan suatu rasa yang dapat dirasakan oleh
panca indra. Tapi kedua kata tersebut seolah-olah satu kesatuan yang tidak
berbeda itu menurut pandangan awalku. Rasa asin tidak selamanya dari garam. Rasa
asin bisa berasal bukan dari garam. Tapi garam selalu dan pasti berasa asin. Jika
dilihat memang ada pemisah diantara keduanya.
Kembali lagi tentang istilah
garam dan asin, aku mencoba memaknai garam adalah usaha dan asin adalah hasil.
Disini memang keduanya sesuatu yang sangat berbeda. Mungkin sebagian orang
banyak yang berpresepsi ketika berusaha harus ada hasil, yang aku maksud hasil
disini adalah terwujudnya suatu keingginan. Sebagian orang berfikir bahwa usaha
dan hasil adalah sesuatu yang sama, dan ketika berusaha pasti akan mendapatkan
hasil. Tapi tidak sesederhna itu kawan. memang terkadang kita harus berfikir
lebih dalam lagi tentang itu semua. Sesungguhnya garam dan asin itu tak sama.
Teringan pengalan puisi Genestet
dalam buku Pramoedya Ananta Toer yang berjudul Panggil Aku Kartini Saja
"Apa yang
kami hendaki, ingini, citakan,
Adalah
perintah jiwa luhur
Manusia
merdeka, jalanmu, hidupmu
Bukannya kau
sendiri yang membuatnya
Terbang
garuda punya batasnya,
Mana pun
jarak yang ditempuh
Yang Maha
kuasa tundukan kemauan orang-orang kuat
Laksana
angin terhadap lalang
Sediakan
tanah bagi astan-astan hawa
Dia atas
rencana bangan,
Tandai
jalan, yang kuat bakal di tempuh
Luas dan
indah dunia!Pilihlah nasib dan cara jalan-jalanmu
Dengan
terangmu sendiri!...
Tapi
tunggulah seorang Tuhan dengan karunianya,
Yang
menentukan langkahmu"
Tidak ada komentar: