Ads Top

"Aku bisa Makan Sendiri"#11

Kemarin aku tak sempat menuliskan tantangan kemandirian Lestari seputar makan. Aku disibukkan dengan pesanan kue ibuku yang lumayan menyita waktu dan tenaga. Ditambah lagi harus tetap fokus dan gembira mendampingi Lestari. Kemarin memang hari yang melelahkan secara fisik. Malamnya kami harus kembali ke Surabaya. Ditengah perjalanan Lestari terlelap, dan aku sangat mengantuk. Lagi-lagi aku harus siaga dan menahan kantuk yang teramat berat.
Sederatan kalimat yang kutuliskan barusan adalah hanya alasan belakang. Kembali lagi ini perihal niat dan usaha untuk mengupayakan. Tapi entahlah disisa tenaga yang kumiliki kemarin, tak aku gunakan untuk menulis tantangan di kelas bundsay.
Beberapa hari ini aku merasakan penurunan semangat untuk belajar disini. Di institut ibu profesional yang mengubahku dan memberikanku banyak ilmu. Semangatku terkikis dengan beriringnya waktu. Meski aku tetap berusaha menerapkan ilmu yang kupunya, namun ada perasaan engan untuk menuliskan tantangan yang diberikan. Semoga ini hanya persoalan hati yang kadang memiliki kadar semangat yang tinggi kadang rendah. Kan hati ini ada pemiliknya, terserah pada Dzat yang maha membolak balikkan hati.
Bismillah, aku memulai dari km 0 untuk melatih kemandirian makan Lestari. Kami belum mampu mengambil tantangan yang lain, karena kami belum lulus untuk tantangan ini.
Sarapan Lestari tergolong telat untuk jam sarapan kebanyakan orang. Hari ini dia makan sekitar pukul 10.30. Setelah kami asyik jalan-jalan pagi dan belajar tentang tanaman lidah buaya dan tanaman yang kusebut "mangsi-mangsian". Aku tak tahu nama sebenarnya apa, aku menyebut demikian karena buahnya hitam dan ketika ditekan akan keluar tinta (mangsi).
Setelah sampai di rumah kutawarkan padanya makan namun dia menolak. Lestari asyik melukis dengan menggunakan tanaman mangsi yang berakir dengan main air.
Setelah cuci tangan dan beberes mainan, kutawarkan padanya makanan yang telah kusajikan sedari tadi. Kuminta padanya untuk makan secara mandiri namun hanya beberapa suap nasi dan lauk yang dia makan, namun sayur wortel yang ada di hadapannya dilahap terus menerus.
Aku tak tahan melihatnya karena dalam anganku dia harus makan semua menu yang kusajikan di hadapannya. Karena menurutku, itu komposisi yang pas untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
Aku tak tahan melihatnya tidak makan, akhirnya aku menawarkan bantuan untuk menyuapinya dan Lestari setuju. Dia makan dengan lahap.
Maka sorenya tak jauh berbeda dengan makan paginya. Ditengah panasnya kota Surabaya dipenghujung kemarau, membuatku harus membuat stok sabar yang tak berujung. Baiklah nak, kita belajar bersama. Menikmati setiap proses yang ada. Yang kadang membuat mamakmu kalah dalam menahan ego. Yang kadang membuat mamakmu tak waras menikmati setiap proses pembelajarannya. Baiklah nak, kita nikmati yang ada dan terus berusaha untuk lebih baik.

#Hari11
#Tantangan10hari
#Gamelevel2
#Kuliahbundasayang
#Melatihkemandirian
#Institutibuprofesional


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.