Princes Unggu dan Monsters Tanos #1
Beberapa Hari yang lalu Lestari memukul temannya, sontak aku langsung menegurnya dan bilang padanya untuk tidak memukul. Sepertinya respon awalku Tak begitu tepat Dan seolah memojokkannya. Ketika hendak tidur siang, aku mencoba merefleksi kejadian tadi. Kuajak Lestari ngobrol tentang peristiwa memukul. Setelah kutanya dia memukul karena temannya merebut mainannya, dia menganggap bahwa perbuatannya adalah benar.
Kucoba untuk menjelaskan berulang Kali namun dia tetap kekeh bahwa tindakannya benar. Aku sempat bingung dibuatnya. Kujelaskan padanya bahwa memukul iku Tak boleh dilakukan karena menyakiti temannya, dia pun menjawab Tak sakit karena temannya Tak menangis. Duh aku semakin bingung dibuatnya. Tiba-tiba aku menginggat sekelumit tentang materi neuroparenting. Bahwa untuk seusia Lestari otak bagian PVC belum berkembang, jadi belum bisa diajak untuk berfikir tentang sebab akibat. Dan yang paling efektif dilakukan adalah pendekatan komunikasi dengan dongeng, dan pas kebetulan untuk materi di bunda sayang Kali ini adalah menanam karakter lewat dongeng. Aku mencoba membuat cerita yang bagiku sangat absurd, pemilihan tokohnya terinspirasi dari Lestari yang suka dengan princes Dan warna unggu jadilah princes unggu. Untuk tokoh antagonisnya aku memilih Tanos hehehe, sebab mamak barusan lihat avengers jadinya masih teracuni sama ceritanya hehehe.
Seperti ini dongeng yang kubuat, dan Lestari sangat antusias, berbinar Dan ngowoh melihat gambar dan dongeng sang mamak.
Princes Unggu Dan Monsters Tanos.
Di negeri yang subur gemah ripah loh jinawi, Ada seorang puteri berparas cantik dengan senyum merekah pada wajahnya. Sebut saja princes Unggu, seperti teman-temannya memangilnya. Selain princes Unggu Ada juga Tanos sang monsters bertubuh besar .
Princes Unggu adalah orang yang baik dan selalu menjaga teman-temannya. Selain sikapnya yang lembut princes Unggu juga selalu berbicara baik dengan nada yang menyenangkan. Maka dari itu princes Unggu mempunyai banyak teman.
Berbeda dengan Tanos, sikapnya yang buruk serta ngomong nya yang buruk dengan nada membentak membuatnya dijauhi taman-temannya. Selain itu kebiasaan buruknya yang suka memukul ketika sedang marah membuat tak Ada satu temanpun mau bermain dengannya.
Kucoba untuk menjelaskan berulang Kali namun dia tetap kekeh bahwa tindakannya benar. Aku sempat bingung dibuatnya. Kujelaskan padanya bahwa memukul iku Tak boleh dilakukan karena menyakiti temannya, dia pun menjawab Tak sakit karena temannya Tak menangis. Duh aku semakin bingung dibuatnya. Tiba-tiba aku menginggat sekelumit tentang materi neuroparenting. Bahwa untuk seusia Lestari otak bagian PVC belum berkembang, jadi belum bisa diajak untuk berfikir tentang sebab akibat. Dan yang paling efektif dilakukan adalah pendekatan komunikasi dengan dongeng, dan pas kebetulan untuk materi di bunda sayang Kali ini adalah menanam karakter lewat dongeng. Aku mencoba membuat cerita yang bagiku sangat absurd, pemilihan tokohnya terinspirasi dari Lestari yang suka dengan princes Dan warna unggu jadilah princes unggu. Untuk tokoh antagonisnya aku memilih Tanos hehehe, sebab mamak barusan lihat avengers jadinya masih teracuni sama ceritanya hehehe.
Seperti ini dongeng yang kubuat, dan Lestari sangat antusias, berbinar Dan ngowoh melihat gambar dan dongeng sang mamak.
Princes Unggu Dan Monsters Tanos.
Di negeri yang subur gemah ripah loh jinawi, Ada seorang puteri berparas cantik dengan senyum merekah pada wajahnya. Sebut saja princes Unggu, seperti teman-temannya memangilnya. Selain princes Unggu Ada juga Tanos sang monsters bertubuh besar .
Princes Unggu adalah orang yang baik dan selalu menjaga teman-temannya. Selain sikapnya yang lembut princes Unggu juga selalu berbicara baik dengan nada yang menyenangkan. Maka dari itu princes Unggu mempunyai banyak teman.
#Day2
#GrabYourImagination
#KuliahBunsayIIP
#Level10
#MembangunKarakterAnakMelaluiDongeng
#Tantangan10hari
Tidak ada komentar: