Ads Top

Ketika Lestari menentukan pilihan

Ketika Lestari menentukan pilihan, yah anak sekecil itu sudah mulai tau apa yang dia inginkan. Mungkin sih, atau aku yang sedikit berlebihan dalam menghadapi Lestari yang banyak berkembang dari waktu ke waktu. Beberapa kali aku memang sering melibatkannya untuk menentukan pilihan yang berhubungan dengan dirinya. Sebenarnya aku sedang belajar untuk membesarkan hati dan menerima pilihan2 yang kelak akan Lestari pilih. Untuk saat ini aku masih sering berfikir diktator, dimana aku beranggapan bahwa sebagai ibunya aku punya pilihan yang terbaik untuknya. Toh semua ibu ingin yang terbaik buat anak2nya. Oleh sebab itu sedari dini aku memang berusaha mengkondisikan Lestari untuk memilih sesuatu dalam hal apapun yang kurasa dia bisa dilibatkan. Katanya sih untuk melatih rasa percaya diri si anak, tapi menurutku yang lebih utama adalah proses pembelajaran si ibu agar dapat menerima pilihan2 si anak yang kadang tak sesuai angan2nya.
Di usianya yang masih 19 bulan, ada beberapa pilihan Lestari yang tidak sesuai dengan keinginanku. Meski aku sudah memberinya pertimbangan dan penjelasan untuk memilih sama dengan pilihanku toh dia tetap kekeh sama pilihannya. Entah mungkin pemahamannya masih terbatas dengan penjelasan2 yang aku berikan atau memang dia sedikit keras atas keinginannya. Misalnya saja tentang sandal jepit pilihannya. Beberapa minggu yang lalu, aku membelikannya sandal jepit berbahan karet. Tanpa dikomando dia memilih sandal berwarna merah hitam. Padahal menurutku yang bagus berwarna cerah yang saat itu ada warna biru muda,kuning, dan oranye yang sesuai dengan ukuran kakinya. Tapi dia tetap kekeh dengan pilihannya.
Mungkin untuk kebanyakan orang ini sangat sepele, hanya soal selera. Tapi dalam hati kecilku masih ada ganjalan, bahwa sandal pilihan Lestari itu lebih cocok digunakan cowok. Sebagai ibu yang masih sok tau akan yang terbaik buat anaknya, memang sangat butuh studi kasus dalam proses pengasuhannya. Seperti halnya dengan ku, yang butuh tenaga dan hati lebih untuk menerima pilihan Lestari yg sesimpel itu. Menjadi ibu memang pembelajaran seumur hidup. Semoga hati ini semakin besar untuk menerima pilihan dan cara memilih Lestari yang mungkin akan jauh dari angan2ku. Semoga aku tak menjadi ibu yang merengut hak anaknya untuk memilih. Selamat berproses anakku.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.