Tangisan Lestari
Malam ini sekitar pukul 21.30 kau begitu rewel nak, dan aku ibumu tak bisa menenangkan sehingga membuatku frustasi dan tak tau apa yang harus aku perbuat. Awalnya kau meminta untuk cuci tangan, akupun mengantarmu sebelumnya kau juga minta cuci tangan padahal aku tau itu cuma alasan kau ingin main air. Diusiamu 22 bulan kau semakin pintar berfikir tentang sebab akibat dan sudah mulai pintar mencari alasan. "ah kau nak" kadang emosi ku tak terkontrol dan nada bicaraku naik beberapa oktaf untuk pemuas luapan marahku. Tadi siang kau pun main air 2 kali malaham dengan durasi yang cukup lama menurutku. Kukira ketika harsrat main airmu sudah tercukupi, ternyata tidak malam hari pun kau ingin malah ketika menjelang tidur. Atau mungkin kau ingin tidur tapi tak bisa memulainya?bisa jadi.
Kembali lagi tentang marahmu dan tangisanmu malam ini. Kau begitu kekeh dan pemberani nak, bahkan diruangan gelap kau berani jalan menuju kamar mandi untuk berlama-lama cuci tangan. Emosiku tadi terpancing ketika kau tak mau berhenti cuci tangan dan terus main air membuat bajumu basah dijam biasanya kau tertidur lelap. Malam ini kau menangis sejadi jadinya,berteriak dan tiduran di lantai kamar mandi yang kumatikan lampunya. Lumayan lama kau menangis dan berteriak, sampai aku tak kuasa melihatnya. Kau tau apa yang kurasakan nak?sedih, bersalah dan tak berdaya. Bersikap seolah tak peduli dengan melihatmu sesunggukan menangis dilantai kamar mandi. Tapi emang itu cara yang bapakmu dan ibumu pilih, biar kau tau bahwa semua ada batasnya nak, dan semua yang kau inginkan tak harus terpenuhi. Disisi lain agar kau puas meluapkan kekesalanmu karena tak terealisasikan keinginanmu.
Entah pilihan kami benar atau salah, yang jelas kami sedang berproses menjadi manusia baru yaitu orang tua. Semoga malam ini menjadi pembelajaran bagi kita nak, semoga drama seperti itu tak terulang. Malam yang berat dengan tangisan Lestari uyang tak seperti biasanya. Selamat berproses untuk kita.
Kembali lagi tentang marahmu dan tangisanmu malam ini. Kau begitu kekeh dan pemberani nak, bahkan diruangan gelap kau berani jalan menuju kamar mandi untuk berlama-lama cuci tangan. Emosiku tadi terpancing ketika kau tak mau berhenti cuci tangan dan terus main air membuat bajumu basah dijam biasanya kau tertidur lelap. Malam ini kau menangis sejadi jadinya,berteriak dan tiduran di lantai kamar mandi yang kumatikan lampunya. Lumayan lama kau menangis dan berteriak, sampai aku tak kuasa melihatnya. Kau tau apa yang kurasakan nak?sedih, bersalah dan tak berdaya. Bersikap seolah tak peduli dengan melihatmu sesunggukan menangis dilantai kamar mandi. Tapi emang itu cara yang bapakmu dan ibumu pilih, biar kau tau bahwa semua ada batasnya nak, dan semua yang kau inginkan tak harus terpenuhi. Disisi lain agar kau puas meluapkan kekesalanmu karena tak terealisasikan keinginanmu.
Entah pilihan kami benar atau salah, yang jelas kami sedang berproses menjadi manusia baru yaitu orang tua. Semoga malam ini menjadi pembelajaran bagi kita nak, semoga drama seperti itu tak terulang. Malam yang berat dengan tangisan Lestari uyang tak seperti biasanya. Selamat berproses untuk kita.
Tidak ada komentar: