
Tangisan Lestari
Kembali lagi tentang marahmu dan tangisanmu malam ini. Kau begitu kekeh dan pemberani nak, bahkan diruangan gelap kau berani jalan menuju kamar mandi untuk berlama-lama cuci tangan. Emosiku tadi terpancing ketika kau tak mau berhenti cuci tangan dan terus main air membuat bajumu basah dijam biasanya kau tertidur lelap. Malam ini kau menangis sejadi jadinya,berteriak dan tiduran di lantai kamar mandi yang kumatikan lampunya. Lumayan lama kau menangis dan berteriak, sampai aku tak kuasa melihatnya. Kau tau apa yang kurasakan nak?sedih, bersalah dan tak berdaya. Bersikap seolah tak peduli dengan melihatmu sesunggukan menangis dilantai kamar mandi. Tapi emang itu cara yang bapakmu dan ibumu pilih, biar kau tau bahwa semua ada batasnya nak, dan semua yang kau inginkan tak harus terpenuhi. Disisi lain agar kau puas meluapkan kekesalanmu karena tak terealisasikan keinginanmu.
Entah pilihan kami benar atau salah, yang jelas kami sedang berproses menjadi manusia baru yaitu orang tua. Semoga malam ini menjadi pembelajaran bagi kita nak, semoga drama seperti itu tak terulang. Malam yang berat dengan tangisan Lestari uyang tak seperti biasanya. Selamat berproses untuk kita.
Tidak ada komentar: