Berbicara dengan Lestari.
Hari ini cukup melelahkan, banyak aktivitas fisik yang kulakukan bersama Lestari. Dua hari kemarin Lestari tak main di luar sama sekali karena si mamak lagi sakit, alhasil hari adalah rapelan dari 2 hari kemarin, mungkin gitu ya nak.
Hari ini Lestari banyak bermain dengan teman-temannya. Itu sangat melelahkankan buat si mamak. Harus mengamati lebih ekstra tingkah polahnya. Tapi juga sangat menyenangkan ketika melihatnya bersosialisasi, melihatnya beradaptasi dengan cara meniru tingkah polah teman-temannya. Tawanya sering kali renyah di dengar namun tangisannya pun kadang mengelegar. Seperti kajadian tadi siang ketika anak-anak sedang asyik dalam fase egosentrisnya. Dimana semua adalah miliknya dan dia sebagai pusat dari semesta hihihi. Siang itu Surabaya begitu menyengat, tangisan Lestari dan teman sepermainannya membuat hati ini juga menikmati panasnya kota. Mereka berebut buku berjudul “Aku Bangga pada Mereka” dari little Abid,padahal ada banyak buku yang bisa digunakan, tapi namanya juga anak-anak. Kucoba rayu Lestari untuk berbagi namun doi masih kekeh mempertahankannya. Okelah tak masalah buat ibu nak.
Sebelum main ke luar rumah, aku sudah menata emosiku, berjanji pada diriku untuk bajagia dan berusaha memahami tingkah polah Lestari. Sambil membawa bekal makanan dan beberapa buku dan maianan. Sampai siang aku berhasil untuk tetap stay cool dan waras menemani Lestari. Sampai menjelang dhuhur Lestari tak kunjung mau diajak pulang. Sampai akhirnya dia ngompol namun tetap saja engan untuk pulang. Aku masih berusaha mengajaknya untuk pulang dan mengatakannya dengan lembut sembari berlutut. “kak Ayi, pulang dulu ya, pesing lo” “emok” jawabnya dengan tegas.”celananya basah diganti dulu di rumah ya” dia mengangukkan kepala dan seketika jalan. Sampai di gang sebelum memasuki rumah, dia berhenti dan bilang “moh pulang”. Kemelut dalam hati seketika terjadi, pertarungan dimulai. Aku berhenti sejenak dan mencoba merayunya kembali. Tapi ternyata gagal. Kemelut dalam hati semakin menjadi, akhirnya kuputuskan untuk tetap berjalan meningalkannya sembari harap-harap cemas. Mendekati rumah aku berjalan perlahan dan berharap Lestari mengikuti, akhirnya dia berteriak “ibu tundu” sambil berlari ke arahku. Kemelut dalam hati seketika hilang, dan seolah mendapat kemenangan besar. Kusambut dia dengan senyum termanis. Setelah sampai dirumah, kuganti celananya sembari berbicara, “kalo mau pipis bilang ya, pipis di rumahnya Ali enggak apa-apa nanti diantar ibu atau bundanya Ali”.
#bundasayang
#komunikasiproduktif
#gamelevel1
#tantangan10hari
#day1
#institutibuprofesional
Tidak ada komentar: