Ayo Dolanan
Surabaya terasa terik menunjukan sejatinya kota ini yang kerap kali mendapat predikat panas dari kebanyakan orang di desa. Aktivitas rutin menyenangkan bersama Lestari adalah ketika bermain bersama selepas mandi dan kadang sarapan. Permainan terserah yang dia mau, apa saja boleh asal yang tidak boleh ketika sang mamak berpikir waras. Urusan berantakan dan bonus rusak atau lecet pada tubuhnya hanyalah hiburan semata hehehe.
Setelah bermain sepeda dan kelelahan Lestari minta bermain bersama Alena tetangga depan rumah. Kamipun main dirumahnya dan berakhir dengan tangisan keras Lestari. Disitu Lestari menata uno menjadi deretan panjang dengan mengelompokkan warna di beberapa tempat. Doi sangat fokus dan mendapatkankan deretan uno yang tersusun rapi. Melihat keseruan Lestari, Alena tertarik dan mengambil uno yang sudah tersusun rapi, sontak Lestari menjerit kesal dan mulai menangis. Kucoba meredakan tangisannya, dan memijta ijin pinjam beberapa uno untuk Alena (meski sebenarnya itu mainan Alena, namun dari awal permainan Lestari sudah memilih itu). Akhirnya boleh dan Lestari fokus menata uno yang berserakan, tragedi perampasan terjadi lagi dan berlangsung 3 ronde. Sampai Lestari benar-benar marah yang ditunjukan dari jeritan tangisnya sembari sesekali melampar mainan di hadapannya. Akhirnya kuajak dia pulang dan melanjutkan permainan di rumah. Setelah asyik bermain di rumah sekitar pukul 11, Akila memangil dan mengajaknya bermain. Sebenarnya sesikit keberatan pasti drama akan terjadi lagi dan terus berulang. Namun hatiku dibesarkan oleh pikiranku yang beberapa hari terakhir ternutrisi oleh buku "the danish way of parenting". Aku masih membaca bab tentang play, dimana kebutuhan bermain yang hubungannya sangat erat dengan kehidupannya kedepan. Okelah nak, kita bermain bersama teman lagi sampai adzan sholat jumat berkumandang.
Siang itu permainan mereka nampak asyik, ditambah dua rekan lagi. Bermain peran sebagai penjual dan pembeli memang sangat digandrungi anak-anak. Kulihat Lestari nampak menjadi pembeli dan membeli tato, kemudian Aira mengambar segita dan lingkaran pada tangan Lestari. Dengan mata berbinar Lestari menunjukkannya padaku dan berlari menuju teman-temannya. Keasyikan bertambah dengan bumbu pertengkaran anatar anak-anak ketika berebut peran atau mainan. Aku hanya melihatnya, Lestari nampak bingung melihat rekannya yang bertengkar.
Dunia anak-anak memang sangat menyenangkan, tak ada baper di antara mereka. Setelah jeritan tangis yang kadang diselingi pukulan ringan, mereka akan tertawa bersama lagi dan akan mencari rekannya ketika sehari saja tak berjumpa. Selamat bermain dan bersenang-senang nak. (Sayangnya mamak tak sempat mengabadikan tiap moment ketika bermain diluar rumah)
Tidak ada komentar: