Ads Top

Mainan Baru Lestari (Knobbed Cylinders)



Knobbed cylinders

Hari ini paket maianan Lestari datang, sepaket knobbed cylinders yang kupesan dari toko onlline ternama.  Mungkin sebagian orang masih asing dengan benda tersebut, tapi tidak untuk mereka yang mengenal metode Montessori. Seperti halnya denganku yang akhir-akhir ini gandrung untuk belajar metode tersebut. Bagiku metode Montessori adalah metode yang indah dan tepat untuk anak usia dini. Metode Montessori memahami bahwa setiap anak adalah berbeda / unik, sehingga penanganannya pun berbeda-beda dan bersifat personal. Hal itulah yang membuatku jatuh hati pada metode tersebut. Ibarat kata anak ayam sedang belajar berkokok tidak dipaksaan untuk mengembek.
Dalam metode Montessori terdapat lima area yaitu, area praktik kehidupan sehari – hari, area sensoris, area budaya dan ilmu pengetahuan, area bahasa dan literasi serta area matematika. Knobbed cylinders adalah salah satu material dalam area sensoris yang bertujuan untuk melatih indra penglihatan anak dalam membedakan ukuran. Kegiatan ini secara alami akan membuat anak dapat mengoreksi dan menyadari kekeliruannya. Ketika anak memasukan obyek berukuran kecil ke lubang yang besar, secara alami ia akan mengetahui bahwa itu bukan lubang yang seharusnya. Tanpa interupsi dan koreksi dari orang dewasa, anak akan menyadari kekeliruannya.
Lantas bagaiman Lestari belajar dengan knobbed cylinders? Pastilah menyenangkan untuk dia dan emakya. Si anak akan sibuk dengan mainan barunya dan si emak akan sibuk mengobservasinya.  Memang salah satu peran penting orang dewasa dalam metode Montessori adalah sebagai observer dan interprenter kebutuhan anak.
Di usianya 22 bulan, Lestari memang sedang aktif bermain dan belajar hal – hal yang menurutnya baru. Seperti saat bermain knobbed cylinders, dia sangat antusias. Semua indranya digunakan untuk mencari tahu tentang benda asing yang baru pertama kali dia lihat. Mulai dari dipegang, dimasukan ke mulut, diangkat, dilempar, bahkan juga dibanting sehingga berserakan dimana - mana. Ketika melihat itu semua, rasanya gemes seolah kata sudah berada di ujung lidah untuk menginstrupsinya. Namun aku menahannya dengan mengerutkan gigiku dan berpaling darinya sembari mengambil nafas panjang. Saat itu sedang terjadi pertarungan hebat dalam diriku, antara keegoisanku sebagai orang tua yang merasa lebih berpengalaman dan merasa lebih tau mana yang benar dan salah dengan kesadaran sepenuhnya akan kebutuhan anak untuk mengeksplorasi mengunakan semua indranya. Bagiku semua itu sangatlah sulit, tapi aku percaya semua bisa dipelajari. Disini bukan hanya Lestari yang belajar, tapi aku juga belajar menjadi manusia baru yaitu menjadi seorang ibu. Mari belajar dan berproses bersama nak. Selamat bertumbuh untukmu dan untukku.

#30DWC
#30DWCJILID11
#Squad5
#Day4

2 komentar:

  1. mainam montessori itu mahal-mahal ya mak...
    saya seringnya bikin sendiri biar hemat hehehe...

    selamat belajar lestari, jadi anak solehah ya?

    BalasHapus
  2. Iyes mak,,biasanya juga bikin sendiri yg bisa dibikin dan diakali,,
    Amin,,emaknya juga belajar nih

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.