Makaroni da Mangkuk
Ini masih
seputar mainan Lestari, namanya juga emak – emak selain harga murah atau
discount perihal anak pun jadi topik yang selalu hangat untuk dibahas. Sehangat
pelukanmu, iya kamu wkwkwkw.
Satu minggu belakangan ini Lestari suka belajar memindahkan benda menggunakan sendok. Permainan ini terlihat sangat sederhana dan sangat umum dilakukan orang dewasa namun tidak untuk seusia Lestari. Dalam metode Montessori permainan semacam ini termasuk dalam area peaktik kehidupan sehari - hari. Permaianan memindahkan benda yang kebetulan makaroni, mengunakan sendok memang terlihat sepele oleh orang dewasa, namun sejatinya permaianan seperti ini tersimpan beragam manfaat bagi tumbuh kembang anak, seperti menguatkan jari sebagai persiapan menulis, memeperpanjang rentang konsentrasi melatih koordinasi mata dan tangan.
Satu minggu belakangan ini Lestari suka belajar memindahkan benda menggunakan sendok. Permainan ini terlihat sangat sederhana dan sangat umum dilakukan orang dewasa namun tidak untuk seusia Lestari. Dalam metode Montessori permainan semacam ini termasuk dalam area peaktik kehidupan sehari - hari. Permaianan memindahkan benda yang kebetulan makaroni, mengunakan sendok memang terlihat sepele oleh orang dewasa, namun sejatinya permaianan seperti ini tersimpan beragam manfaat bagi tumbuh kembang anak, seperti menguatkan jari sebagai persiapan menulis, memeperpanjang rentang konsentrasi melatih koordinasi mata dan tangan.
Dalam
proses bermainan menyendok makaroni semua indranya bekerja. Dia berkesplorasi
dengan asyik di nampan hijau sebagai alas kergiatan. Penggunaan alas kerja
dalam montessori memang sebagai ciri tersendiri. Selain itu alas kerja juga
berfungsi sebagai batasan area melakukan kegiatan.
Sampai pada
hari ketiga dia melakukan kegiatan tersebut, dia masih asyik dengan pilihannya
akan menyendok makaroni. Namun hari itu sangatlah kacau dimata saya, dia mulai
tak konsentrasi seperti hari-hari sebelumnya. Makaroni disebar di lantai,
dicoba diinjak, dimakan serta dilempar ke atas seolah – olah sendang hujan
makaroni.
Ada satu
peristiwa yang mengelitik hati saya, yaitu ketika Lestari hendak menyendok
makaroni dengan membalik sendok dan menggunakan ujung kecil sendok. Sebagai orang
dewasa yang melihat, keinginan menegurnya sangatlah tinggi namun aku
membiarkannya sembari mengerutu kalo seperi itu salah. Setelah dia memcoba
beberapa kali dia bilang “ndak enca” (tidak bisa) dan tersenyum penuh makna. Aku
bersyukur ketika aku bisa menahan untuk tidak menng “cut” dan menginstrupsi apa yang dilakukan Lestari. Dengan itu dia
mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman dan dapat menemukan sendiri
kesalahannya. Memang untuk menahan diri dalam membebaskan anak berekspesi sangatlah sulit, kita sebagai orang dewasa sering kali merasa bahwa kita lebih tau,
bahkan lebih baik dari mereka. Semoga emakmu selalu sadar akan perannya
sehingga kau bisa mengeksplorasi banyak hal. Selamat bertumbuh emak dan anak.
#30DWC
#30DWCJILID11
#Squad5
#Day6
#30DWCJILID11
#Squad5
#Day6
Tidak ada komentar: