Ads Top

Bermain dolip dolipan



https://www.google.com/search?q=gambar+anak+bermain+kejar
Dua hari yang lalu aku dan Lestari bermain di lapangan samping masjid dekat kontrakan . Hari itu udara segar, sisa hujan tadi siang yang menguyur lembut kota Surabaya. Sore itu lapangan lumayan ramai, ada beberapa anak bergerombol setelah berlatih sepak bola. Suasana lapangan sunguh asyik bagiku, aroma tanah yang khas setelah hujan dan angin segar yang membelai lembut membawaku melayang dalam lamunan panjang, sampai lupa sesaat akan peran keemakanku.
Sore itu Lestari sangat asyik berlarian mengintari lapangan. Dia sedang pada tahapan mengenal tekstur, seperti menginjak rumput dan tekstur – tekstur lainnya. Ada kalanya dia enggan untuk menginjak teksturs tertentu, bahkan menginjak rumput dia sering menolak. Namun berbeda dengan sore itu, dia berlari kegirangan.  Ikut mengambil andil dalam permainan teman – temannya yang berusia jauh di atasnya.
Sore itu mereka bermain Dolip – dolipan (kejar – kejaran), sebuah permaian yang dilakukan beberapan anak. Kemudian ada sebuah perundingan hingga tersisa satu anak yang akan berjaga atau kalah. Waktu itu mereka melakukan hompimpah untuk menentukan anak yang kalah atau berjaga. Satu anak yang kalah bertugas untuk mengejar salah satu teman yang tidak berjaga. Ketika anak yang tidak berjaga disentuh oleh anak yang berjaga, maka dia akan bergantian berjaga.
Asyiknya permainan ini ketika sebelum si penjaga berhasil menyentuk anak yang dikejar, anak tersebut bisa mengucapkan dolip sambil meletakan telunjuk jarinya di depan mulut yang mengharuskan dia diam di tempat, dan itu berarti si penjaga tak dapat menyentuhnya, meskipun disentuh anak itu tidak kalah. Untuk membuat dolip dapat berlari lagi, harus ada teman lain yang tidak berjaga menyentuhnya sambil berkata sari buah.
Tawa riang anak – anak berlarian, seolah penambah energi si emak yang seharian berjibaku dengan popok basah bekas ompol. Sungguh asyik melihatnya, aku seolah terhipnitis dan ingin ikut berlarian bersama Lestari dan teman – temannya. Hatiku terasa damai melihat mereka girang dengan keringat membasahi tubuh. Seolah aku melihat potret kecilku sedang berlarian dengan riyang. Memori akan masa kecil kembali dan membuat hatiku dipenuhi kupu – kupu. Ternyata bahagia itu sangat sederhana, sesederhana mereka bertukar peran.

 #30DWC
#30DWCJILID11
#Squad5
#Day10

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.