Argopuro #5
Alun – alun Lonceng terlihat sangat horor, mungkin perasaanku yang sedang ketakutan. Lagi – lagi aku dipaksa untuk bertarung melawan diriku, melawan rasa takutku yang berlebih. Hari sudah gelap, kunikmati buka puasa di hamparan rerumputan lapang ditemani pohon – pohon yang mengelilingginya. Hari ini aku berhasil menuntaskan puasaku, puasa yang terasa berat dan sangat lama.
Tenda kudirikan di bawah dua pohon cemara besar dekat jalan menuju puncak Rengganis. Dengan penerangan lampu di kelapa yang sangat memancar di tengah kegelapan kuasa dewi Rengganis. Lagi – lagi malam terasa sangat mencengkeram, hatiku masih gelisah oleh rasa takut yang berlebih. Kuputuskan untuk segera tidur, namun tak kunjung mata ini mau terlelap. Kunyalahkan MP3 yang ternyata kubawa dan terselip dalam kelapa carier. Lagu demi lagu kunikmati, sampai pada lagu “Aku Tidak Sinting” dari Doel Sumbang.
Lagu favorit dari kekasihku. Lirik lagu yang tergolong nyleneh, dengan ritme yang cepat. Kuhayati lagu tersebut, sembari berpikir apa yang menarik dari lagu terfavorit dia. Beberapa kali aku pernah bertanya alasan suka lagu itu. “ suka itu tidak harus beralasan, anggap saja itu bentuk kuasa Tuhan yang tak ada kekuatan lain yang bisa menyamaiNya” jawabnya.
Lagu itu membawaku pada puncak kerinduan akan kekasihku, kerinduan yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Dibawah puncak Rengganis dan puncak Argopuro dalam hati aku berjanji akan melamarnya sepulang dari sini. Langsung kupinta pada bapaknya, dengan modal komitmen yang kuat aku akan selalu menemaninya, soal pekerjaan dan lain – lain aku percaya ada Tuhan.
“Kau yang menangis terisak ketika aku ditakandangi diseksi tiga, lantaran kelakuanku yang dituduh menganggu Kamtibmas, serta ketika mabuk aku pernah menampar seorang wanita tua , yang demi Tuhan aku tak menyangka kalau ia istri perwira polis” lirik teratik yang kuingat sebelum aku terlelap. Ketakukanku mulai terpupus oleh lagu dan rasa rindu.
Dalam lelap aku seperti didatangi oleh seseorang, bertubuh besar kekar dengan kulit hitamnya. Bak algojo yang siap melalukan esekusi pada ku. Entah ini mimpi atau alam di bawah sadarku. Seolah dia nyata datang mengampiriku, mungkin ini utusan sang dewi untuk menemaniku atau hendak mengesekusiku. aku ketakutan dan ingin segera keluar dari mimpi ini.
Aku terbangun bermandikan keringat, padahal malam tadi dingin mencengkeram Alun – alun Lonceng. Kulihat masih pukul 05.05, di luar masih gelap segera kutunaikan sholat subuh dan berdialog dengan Tuhan. Hari ini aku berencana untuk berpuasa dengan medan yang lebih terjal yang akan aku lewati.
#30DWC
#30DWCJILID11
#Squad5
#Day13
Tidak ada komentar: