Argopuro #6
Semangatku mulai memudar. Rasa jenuh dan kesepian
membuatku engan untuk melanjutkan perjalanan, namun tak ada pilihan lain aku
masih harus menuju Taman Hidup dan kembali pulang lewat jalur Bremi. Aku berbegas
untuk mengemas segala peralatanku. Aku akan mampir ke puncak Rengganis, mungkin
hanya beberapa menit saja. Ada rasa males untuk jelan menuju puncak, padahal
puncak adalah dambaan setiap pendaki. Tapi kali ini berbeda, keinginan untuk
pulang malah sedang memuncak. Seperti inilah yang sering aku alami ketika di ketinggian,
ada perasaan rindu yang teramat akan rumah dan keluarga.
Perjalanan menuju puncak Renganis hanya sekitar
setengah jam dari Alun – alun lonceng. Aku berjalan dengan cepat dengan rasa
ragu. Tetap kupaksakan untuk ke puncak. Untuk menikmati keindahan sang dewi
Rengganis dari ketinggian. Pagi itu semesta tak berpihak padaku. Kabut tebal
mengelilingi puncak, badai seolah ingin menghalangi langkahku menuju singasanah
sang dewi. Namun puncak dapat aku singahi, hanya beberapa menit aku
menikmatinya. Sambil berlari aku turun menuju Alun – alun lonceng. Seolah ada
suntikan semangat untuk aku segera bergegas dan melanjutkan perjalanan dengan
medan yang terjal.
Perjalanan menuju Taman hidup masih 6 jam lagi. Kemungkinan
aku akan berbuka puasa disana. Beban carierku berkurang, bekal makananku sudah
berkurang banyak. Medan kali ini sangat terjal, banyak pohon tumbang, ada
beberapa jalan yang harus menggunakan bantuan tali tampar yang sudah terpasang
disana. Butuh konsentrasi dan tekad yang kuat untuk melaluinya.
Kondis badanku kurang baik, akibat kurang
istirahat. Tidurku tadi malam tak nyenyak karena dihantui rasa takut. Namun semanagtku
sedang dalam kondisi on fire, aku
akan segera menuju taman hidup yang kemungkinan besar akan bertemu dengan penduduk
sekitar yang sedang mancing di Taman Hidup. Selain itu keindahan Taman Hidup sudah
terbayangkan di depan mata. Danau yang sangat indah dengan dua bukit menjadi
latar belakanya dan ilalang yang mengelilinggi sekitarnya.
Medan yang panjang dan sesekali sangat terjal
sangat menguras tenangaku. Tengorokan seolah tak bisa di ajak berkompromi untuk
menunaikan kewajiban puasa, namun aku masih sedang berperang dan kupaksakan
untuk melanjutkan puasa. Sekitar 2 jam perjalanan, dengan mengitari punggungan
naik turun punggungan membuatku tak kepayang menahan lelah dan rasa lapar. Sampai
pada suatu ketika aku melewati punggungan, seolah konsentrasiku hilang karena
rasa dahaga sehingga membuatku terperosok dalam jurang sedalam tujuh meter dan membuatku
tak sadar selama sehari semalam.
#30DWC
#30DWCJILID11
#Squad5
#Day16
#30DWCJILID11
#Squad5
#Day16
Tidak ada komentar: