Ads Top

Sekolah untuk Lestari?


“Lestari pemalu ya anaknya, tiap ada orang baru dia langsung nangis dan nempel terus sama ibunya. Mending habis ini disekolahikan saja biar dia lebih berani.” Ucap wanita separuh baya beranak tiga. Hanya senyuman tak ikhlas yang bisa kuberikan untuknya. “Hah, Lestari sekolah” ucapku dalam hati. Ada pertentangan dalam hatiku tentang menyekolahkan anak di usia dini. Saat ini aku kurang setuju ketika anak harus bersekolah di usianya yang masih tergolong muda. Yang aku tahu, banyak model pengajaran yang kurang tepat yang dapat merusak fitrah sang anak. Mungkin sampai saat ini aku belum menemukan sekolah yang sesuai di sekitar tempat tinggalku.
Gambaranku tentang sekolah tak begitu menyenangkan, ketika harus duduk di balik meja dalam ruangan yang tak begitu luas. Dipaska untuk diam dan memperhatikan sang guru selama beberapa jam. Belum lagi adanya tugas yang harus dikerjakan di rumah, ada segudang hafalan yang harus dilakukan. Ditambah lagi sering ada predikat nakal ketika dia tak sesuai aturan sekolah yang dibuat satu pihak. Haruskah Lestariku sekolah diusianya yang masih sangat muda. Seperti teman-teman di sekitarnya yang sudah mengenyam bangku sekolah sejak usia 3,5 tahun.
Sekolah dengan model seperti itu sangat tidak cocok untuk Lestari. Sejauh aku melihat, dia punya ego yang sangat tinggi. Belum bisa berbagi mainan ataupun makanan dengan temanya. Rentang konsentrasinya masih tergolong pendek. Belum bisa mematuhi aturan yang menurtnya tidak sesuai kehendaknya istilah orang jawa “sak karepe dewe”. Dia juga tergolong anak yang butuh waktu lebih untuk cepat akab dengan orang baru.
Lantas dengan tidak menyekolahkan apakah bisa menurunkan egoisnya dan bisa membuatnya patuh terhadap aturan yang ada. Ehm,, entahlah bagiku ini memang masanya dia untuk menuntaskan egosentrisnya(berpusat pada diri sendiri, menilai segalanya dari sudut diri sendiri). Dimana aku sebagai orang tua hanya mendampingi tumbuh kembangnya sesuai fitrahnya, menciptakan atmosfer disiplin kebiasaan baik dan penyajian ide-ide hidup. Karena pada dasarnya anak terlahir sebagai pribadi yang utuh, yang menyimpan potensi dan fitrahnya. Baik dan buruknya ditentukan dari sudut pandang kita dan bagaiman kita menemaninya.
Pendidikan anak usia dini memang sangat penting, sebagai pondasi dan bekal hidupnya. Dan itu semua tak harus atau tak cukup hanya dilakukan di sekolah. Keluarga dan lingkunganlah yang menjadi peran penting dalam prosesnya. Memilih untuk menyekolahkan di usia dini atupun tidak itu pilihan masing-masing orang tua. Dengan bersikap bijak dalam menentukan pilihan sekolah adalah salah satu ikhtiar sebagai orang tua agar tidak menciderai fitah sang anak. Pada dasarnya anak terlahir berbeda satu sama lain. Sehinga mempunyai keunikan masing-masing yang membutuhkan penanganan yang berbeda.
#30DWC
#30DWCJILID11
#Squad5
#Day28
#Sekolah 

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.