Rimender
Salah satu seni dalam berumah tangga adalah tentang berkomunikasi. Apalagi komunikasi mengungkapkan ganjalan dalam hati. Mungkin banyak wanita yang lebih suka memendam ketidaknyamanan dalam hatinya. Ada juga wanita yang lebih suka mengumbar rasanya pada teman ternyaman mereka, bisa juga dengan postingan di sosial media. Tapi jarang wanita yang dengan berani menuangkan rasa tidak nyaman yang berhubungan dengan lelaki, teman hidupnya. Apalagi tentang sesuatu yang sifatnya sensitif menurutnya. Mungkin ada banyak hal yang menjadi faktor penyebab. Rasa baper yang berlebihan membuatnya khawatir berlebihan, ketakutan yang tak diperlukan menguasai jiwanya, bayangan akan kejadian yang tak mungkin menghantuinya. Ada ketakutan yang tak wajar andaikata berbicara akan membuat lelakinya marah, tidak nyaman, terasa terbebani atau mungkin pergi meninggalkanya. Yang akhirnya membuatnya memendam dan meracuni hati dan pikirannya. Membuat luka yang sengaja diperparah dengan rongronggan hati yang seolah terasa sangat tersakiti. Ini terlihat terlalu lebai,,hihihi. Ini yang sering aku alami, mungkin juga wanita lain.
Malam ini adalah pengingat bagi kami. Dengan setumpuk nyali aku mencoba memilih yang jarang dilakukan banyak wanita pada umumnya (ini hanya hasil kekepoanku) bukan riset yang bisa dipertanggung jawabkan. Dengan keberanian aku mencoba mengungkapkan kegundahan hati ini. Berbagi hal tak nyaman yang membebanimu. Hal yang kau anggap wajar kadang sangat luar biasa bagiku. Seperti cetlukanmu yang kadang terasa sangat romantis bagiku. Ada banyak hal yang kita sama2 suka, namun ada beberapa hal yang kita lihat dengan sudut pandang yang berbeda. Mungkin lebih tepatnya ketika aku melihatnya dengan persaan dan kau melogikakannya dengan akal sehat. Ya seperti itulah fitrah yang telah Tuhan berikan pada sepasang insan.
Ini memang sangat beresiko menurutku, tapi dari sinilah aku belajar banyak hal, terutama tentang nyali untuk benar-benar terbuka. Mencoba berbagi dalam banyak hal bahkan tentang ketidaknyamanan yang membebani dan membuat hatimu tak nyaman. Ah malam ini terasa sangat syahdu, ditemani belaian angin dingin di awal musim penghujan.
Maafkan aku, ketika memberikan beban terlalu berat. Mari kita bergandeng tangan menikmati lintasan kehidupan yang entah kapan akan berakhir. Selamat berproses untuk menciptakan team untuk kita dan anak-anak. Aku sedang merindukanmu teman seperjalananku.
Malam ini adalah pengingat bagi kami. Dengan setumpuk nyali aku mencoba memilih yang jarang dilakukan banyak wanita pada umumnya (ini hanya hasil kekepoanku) bukan riset yang bisa dipertanggung jawabkan. Dengan keberanian aku mencoba mengungkapkan kegundahan hati ini. Berbagi hal tak nyaman yang membebanimu. Hal yang kau anggap wajar kadang sangat luar biasa bagiku. Seperti cetlukanmu yang kadang terasa sangat romantis bagiku. Ada banyak hal yang kita sama2 suka, namun ada beberapa hal yang kita lihat dengan sudut pandang yang berbeda. Mungkin lebih tepatnya ketika aku melihatnya dengan persaan dan kau melogikakannya dengan akal sehat. Ya seperti itulah fitrah yang telah Tuhan berikan pada sepasang insan.
Ini memang sangat beresiko menurutku, tapi dari sinilah aku belajar banyak hal, terutama tentang nyali untuk benar-benar terbuka. Mencoba berbagi dalam banyak hal bahkan tentang ketidaknyamanan yang membebani dan membuat hatimu tak nyaman. Ah malam ini terasa sangat syahdu, ditemani belaian angin dingin di awal musim penghujan.
Maafkan aku, ketika memberikan beban terlalu berat. Mari kita bergandeng tangan menikmati lintasan kehidupan yang entah kapan akan berakhir. Selamat berproses untuk menciptakan team untuk kita dan anak-anak. Aku sedang merindukanmu teman seperjalananku.
Tidak ada komentar: