Ads Top

Hari yang Runyam


Sisa-sisa kerunyaman
Hari ini adalah hari yang runyam untukku. kemelut demi kemelut terjadi dalam hatiku. Keruyamanan pertama terjadi ketika aku sedang mandi, dan Lestari kutingalkan di kamar dengan beberapa buku dan TV yang menyalah. Aku sudah berpesan padanya “Lestari ibu mandi sebentar ya” ucapku dengan ramah. “gak boleh” jawabnya tegas. “sebentar saja ya, Lestari lihat TV dulu atau main sama Abid” pintaku lagi. Dia hanya hanya diam, sehingga aku melengang pergi menuju kamar mandi.
Tak lebih dari sepuluh menit aku mandi dengan rasa curiga dan was-was. Tak biasanya dia akan diam dalam kamar dan menunggu dengan manis aku mandi. Kadang untuk pipis pun kerap kali dia menyusulkuk ke kamar mandi tapi untuk pagi ini dia tetap anteng dalam kamar. Setelah mandi dan badanku terasa segar, aku sudah siap untuk bermain bersamanya. Dan ketika aku mau memasuki kamar, aku mencium bau wangi khas parfum milik Lestari. Segera bergegas aku lagi masuk ke dalam kamar. Ternyata parfum satu botol yang isinya masih hampir penuh telah habis dituang ke baju Lestari. Begitu aku datang Lestari lansung bilang “ibu habis sambil” sembari menunjukkan botol kosongbekas parfum. Kerunyamamn dalam kamar tak sebatas di situ. Ternyata dalam loker bajunya terdapat makaroni mainannya dan loker dibawahnya jadi berantakan akibat ulahnya. Kemelut dalam hatiku mulai muncul. Aku hanya diam sembari istifar.
Aku terus diam sampai hatiku benar-benar plong, Lestaripun merasakan kemelut dalam hatiku. Dia hanya diam sesekali menatapku dalam. Aku serasa ingin berteriak memarahinya bahkan memeukulnya untuk menuntaskan kemelut dalam hatiku. Namun kucoba untuk menahannya dan menerapkan komunikasi produktif yang telah kupelajari dan menjadi tantangan kali ini. Setelah aku merasa nyaman kucoba dekati Lestari yang sedang duduk di teras seorang diri. aku duduk disampingnya dan memulai perbincangan.
 “Lestari ibu mau ngomong, Lesatrai mau dengerin?” tanyaku dengan rama.
“Lestari minyak wangine habis?” 
“heem” jawabnya.
 “kug bisa habis?” “di sok kabeh neng bajue Ayi, di sok neng kasur” jawabnya dengan polos sambil memegang bajunya yang basah oleh minyak wangi.
“minyak wangi Lestari sudah habis ya, lain kali kalo ada minyak wangi lagi pakeknya sedikit-sedikit saja ya, kayak kalau pakek crem itu lo” sambil kutatap dalam wajahnya. Dia hanya menganggukan kepala.
“Lestari mau main apa?” “main ke Ali”.
“Ali pergi, kita main di lapangan saja yuk.” Ajakku
“ayok” wajahnya kembali berseri.
Dan sampai menjelang tidur malam banyak kerunyaman-kerunyaman yang terjadi, mungkin hatiku belum sepenuhnya legowo akan kejadian pagi tadi. Sesekali aku berteriak ketika berbicara dengan Lestari, sesekali tangisan pecah karenanya. Mungkin hari ini lebih banyak teriakan atau tangisan yang pecah dari Lestari dibanding kemarin. Duh maafkan mamakmu nak, hati mamak terkadang terlalu sempit dan susah move on untuk tiap kejadian. Temani mamak terus berproses ya nak. Mari tumbuh dan belajar bersama.

#day4
#gamelevel1
#tantangan10hari
#kuliahbundasayang
#komunikasiproduktif
#institupibuprofesional


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.