Hari yang Runyam
Sisa-sisa kerunyaman |
Tak lebih dari sepuluh menit aku mandi dengan rasa
curiga dan was-was. Tak biasanya dia akan diam dalam kamar dan menunggu dengan
manis aku mandi. Kadang untuk pipis pun kerap kali dia menyusulkuk ke kamar
mandi tapi untuk pagi ini dia tetap anteng dalam kamar. Setelah mandi dan
badanku terasa segar, aku sudah siap untuk bermain bersamanya. Dan ketika aku
mau memasuki kamar, aku mencium bau wangi khas parfum milik Lestari. Segera
bergegas aku lagi masuk ke dalam kamar. Ternyata parfum satu botol yang isinya
masih hampir penuh telah habis dituang ke baju Lestari. Begitu aku datang
Lestari lansung bilang “ibu habis sambil” sembari menunjukkan botol kosongbekas
parfum. Kerunyamamn dalam kamar tak sebatas di situ. Ternyata dalam loker
bajunya terdapat makaroni mainannya dan loker dibawahnya jadi berantakan akibat
ulahnya. Kemelut dalam hatiku mulai muncul. Aku hanya diam sembari istifar.
Aku terus diam sampai hatiku benar-benar plong,
Lestaripun merasakan kemelut dalam hatiku. Dia hanya diam sesekali menatapku
dalam. Aku serasa ingin berteriak memarahinya bahkan memeukulnya untuk
menuntaskan kemelut dalam hatiku. Namun kucoba untuk menahannya dan menerapkan
komunikasi produktif yang telah kupelajari dan menjadi tantangan kali ini.
Setelah aku merasa nyaman kucoba dekati Lestari yang sedang duduk di teras
seorang diri. aku duduk disampingnya dan memulai perbincangan.
“Lestari ibu
mau ngomong, Lesatrai mau dengerin?” tanyaku dengan rama.
“Lestari minyak wangine habis?”
“heem” jawabnya.
“kug bisa
habis?” “di sok kabeh neng bajue Ayi, di sok neng kasur” jawabnya dengan polos
sambil memegang bajunya yang basah oleh minyak wangi.
“minyak wangi Lestari sudah habis ya, lain kali kalo
ada minyak wangi lagi pakeknya sedikit-sedikit saja ya, kayak kalau pakek crem
itu lo” sambil kutatap dalam wajahnya. Dia hanya menganggukan kepala.
“Lestari mau main apa?” “main ke Ali”.
“Ali pergi, kita main di lapangan saja yuk.” Ajakku
“ayok” wajahnya kembali berseri.
Dan sampai menjelang tidur malam banyak
kerunyaman-kerunyaman yang terjadi, mungkin hatiku belum sepenuhnya legowo akan
kejadian pagi tadi. Sesekali aku berteriak ketika berbicara dengan Lestari,
sesekali tangisan pecah karenanya. Mungkin hari ini lebih banyak teriakan atau
tangisan yang pecah dari Lestari dibanding kemarin. Duh maafkan mamakmu nak,
hati mamak terkadang terlalu sempit dan susah move on untuk tiap kejadian.
Temani mamak terus berproses ya nak. Mari tumbuh dan belajar bersama.
#day4
#gamelevel1
#tantangan10hari
#kuliahbundasayang
#komunikasiproduktif
#institupibuprofesional
Tidak ada komentar: