Ads Top

Komunikasi Produktif #14

Siang ini jombang begitu panas, tak ada angin yang melintas sebagai pelepas kegerahan. Aku mulai mati gaya untuk permainan Lestari, rencananya kami akan berenang namun Lestari bangun kesiangan. Alhasil si mamak menikmati pagi dengan belajar dan mencoba mengunyah buku yang lumayan sulit untuk di pahami. Buku bersampul hijau dari Toto Raharjo yang berjudul Sekolah Biasa Saja mempermainkan emosiku.
Siang tadi selepas adzan dhuhur tiba-tiba Lestari mulai berceloteh.
“ibu nangis ta? Ucapnya dengan polos
“mboten” jawabku sambil mengibas hijabku sebagai bentuk adaptasi dari rasa gerah.
“ibu mayah?” tanyanya lagi, mungkin dia heran kenapa aku diam saja, padahal aku sedang sangat gerah.
“mboten nak” kumulai mendekat dan menatapnya.
“kenapa?” tanyaku sembari menatap matanya.
“Aku mayah-mayah” jawabnya begitu mengemaskan.
“kenapa Lestari marah?” tanyaku yang sedang berusaha menikmati gerah.
“di iwit dek giban (dijiwit adik gribran)”jawabnya dengan mulut sedikit dimoncongkan.
“masih sakit yang dijiwit?”tanyaku sambil mengelus kakinya.
“gak”
“Lestari tadi dek Gibran mau pegang kakinya Lestari tapi gak bisa paling, terus kejiwit. Eh Gibran baik ya, tadi dipinjami mainan.” celotehku sambil mengelus kakinya.
Ini pengalaman Lestari diperlakukan kurang nyaman, mulai di jiwit, di jambak dan di pukul oleh Gibran yang usianya baru 1 tahun. Gibran seolah gemes melihat Lestari dan ingin bermain bersama. Namun cara pendekatannya membuat Lestari tak nyaman. Ketidaknyamanan nya di lampiaskan dengan tantrum dan membuang maian yang sedari tadi dipegangnya.
Yuk dinikmati setiap prosesnya nak mak. Akan ada banyak rasa yang akan kita kunyah, kadang sedap kadang terasa hambar. Yuk belajar bareng nak, belajar mengelola emosi.


#day14
#gamelevel1
#tantangan10hari
#kuliahbundasayang
#komunikasiproduktif
#institupibuprofesional

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.