Ads Top

Komunikasi Produktif (Kendalikan Emosi)



Setelah tragedi minyak wangi Lestari beberapa hari yang lalu, hari ini giliran minyak wangi sang mamak yang akan diesekusi. Akhir-akhir ini Lestari sangat tertarik dengan barang-barang yang aku punya, mulai dari bedak, gincu, lotion bahkan kerudungpun dia ingin mencoba memakainya. Angap saja fitrah seksualnya sedang tumbuh, semoga bisa tumbuh dan merekah sempurna. Aamiin.
Dia selalu memperhatikan segala sesuatu yang aku pakai kemudian dia akan mencoba memakainya. Selama ini aku berusaha memberikan ruang padanya untuk berkreasi dalam menyalurkan rasa ingin tahunya, selama itu tak mengancam jiwa.
Aku sudah legowo untuk berbagi dengan Lestari, asalkan aman dan efek sampingnya sangat ringan.  Namun kejadian minyak wangi kemari masih sedikit membuatku gimana gitu. Tiba-tiba pagi ini ketika Lestari main dengan si bapak dalam kamar. Si bapak bilang, nanti dimarahin ibu loo kalo pakai itu. Dari dapur kudengar percakapan mereka, langsung sinyal kepanikan melanda. “aduh opo maneh iki seng buyar” bantinku. Karena ketika main sama bapak akan semakin runyam dunia persolekan mamak dan anak, pernah suatu waktu baby cream habis dibuat olesan dimana-mana dan mas Wahyu tetap stay cool cuma bilang “tak jaluk gak oleh”. Jadi aku harus menyiapkan hatiku dengan lapang dan meminimalisir kerusakan-kerusakan aku rapopo.
Segera kuhampiri ke kamar, kulihat Lestari sedang asyik memegang botol minyak wangi punyaku. Si bapak masih santai dengan gitar ditangannya. Memang tadi kudengar mereka sedang bernyanyi, lagu-lagu kombinasi yang mas Wahyu buat yang terasa aneh dan tak merdu. Hasil otak atik lirik lagu yang tak nyaman didengar. Misalnya saja lagu Abang Tukang Bakso, “Abang tukang bakso mari-mari sini mari ulang tahun”. Memang akhir-akhir ini Lestari sangat suka nyanyi lagu Selamat Ulang Tahun. Sekali nyanyi bisa diulang 5x. Jadi si bapak gemes dan menganti lirik lagu apa saja dan menambah kalimat selamat ulang tahun.
kembali ke minyak wangi mamak, yah namanya mamak-mamak kalo ada kesempatan curhat semuanya pengen diomongin (maafken ya sungkem satu-satu). Kulihat dia sedang pegang botol minyak wangi itu, dan aroma minyak wangi semerbak dalam kamar. Dengan ramah dan intonsai yang kalem mulai kucoba minta.
“Lestari itu minyak wangine siapa?”
Dia hanya tersenyum malu-malu, dan kubalas dengan senyuman pula.
“itu minyak’e ibu ya?”
“iya, Ayi minta” jawabnya masih cengegesan.
“loh kug belum ijin ke ibu?”masih dengan nada yang ramah
“ibu boleh minta, idit ae.” Pintanya sangat mengemaskan.
“boleh 2 kali saja ya” jawabnku.
Dia mulai menuang minyak itu di bagian baju sebelah kanan, kiri, atas dan bawah. “Ayi tadi ibu bilang dua kali ya, kug empat kali”. Ucapku mempertegas. Dia hanya ngowoh, mungkin dia belum paham tentang jumlah, dia hanya mengerti sebatas hitungan. Namun ketika aku mengunakan kata “sedikit” atau “secukupnya” akan lebih absurd lagi buatnya. Ah aku jadi bingung seperti apa menjelaskan maksud kepadaya tentang takaran. Melipir belajar lagi, belajar bareng yuk nak.


#day6
#gamelevel1
#tantangan10hari
#kuliahbundasayang
#komunikasiproduktif
#institupibuprofesional


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.