Namanya Lestari
Namannya Wahyu Indah Lestari, anak perempuan pertamaku. Ada nama bapak dan ibunya di awal namanya. Tak ada maksud tersirat di dalamnya, ini hanya harapan seorang bapak yang ingin selalu menemani putrinya dimanapun ia berada. Lestari sendiri terinspirasi dari sebuah judul lagu dari Tamasya band, ada sepenggal lirik yang sangat mengena, sangat menyentil pikiran bapaknya.
🎶Lestari jika benar kau sarat makna, lestari tak mungkin hanya di salam saja🎶.
"Setiap mendengarkan lagu lestari dan sampai pada lirik tersebut, ada sensasi yang seolah menampar dan membenturkan kepalaku" tutur mas Wahyu. Kata Lestari selalu menemani dalam setiap kegiatan kami di alam bebas. Kata yang digunakan sebagai salam bagi kami yang katanya pecinta alam. Namun sejauh ini yang kurasakan hanya sebatas kata yang terucap, belum sampai pada tindakan pelestarian lingkungan yang sejatinya.
Apakah kelak kami akan mengajaknya naik gunung? pertanyaan yang kerap kali terlontar dari teman teman. Hmmm entahlah, kami tidak akan mengajaknya dan kalaupun ia ikut kami juga tidak akan melarangnya. Biarlah Lestari memilih jalan ninjanya sendiri. Biarkan dia lahir, tumbuh dan bebas hanya itu harapan kami. Yang hanya bisa kami lakukan adalah berproses bersama untuk menjadi manusia yang seutuhnya, yang berbuat adil bahkan sejak dari dalam pikiran. Yang menempatkan segala sesuatu dengan seimbang dan menggunakan segala sesuatu sesuai kebutuhan. Seperti air sebagai sumber kehidupan, gunung dan hutan sebagai penyeimbang alam, yang kini mulai terhapuskan oleh kilauan emas dan kegagahan beton yang menjulang.
Namun dalam lubuk hati ada pengharapan sebagai orang tua lewat nama yang kami titipkan. Kami ingin kelak anakku menjadi seorang yang memperjuangkan hak akan lingkungan. Kami ingin melihatnya berbuat adil untuk lingkungan, menjadi salah satu bagian dari mereka yang memelihara sikap untuk tetap mempertahankan kelestarian alam atas kerakusan segelintir orang, yah kami ingin melihatnya menyuarakan keadilan atas kelestarian alam yang semakin hari semakin terkikis oleh keadaan. Lestari anakku lestarilah alamku
🎶Lestari jika benar kau sarat makna, lestari tak mungkin hanya di salam saja🎶.
"Setiap mendengarkan lagu lestari dan sampai pada lirik tersebut, ada sensasi yang seolah menampar dan membenturkan kepalaku" tutur mas Wahyu. Kata Lestari selalu menemani dalam setiap kegiatan kami di alam bebas. Kata yang digunakan sebagai salam bagi kami yang katanya pecinta alam. Namun sejauh ini yang kurasakan hanya sebatas kata yang terucap, belum sampai pada tindakan pelestarian lingkungan yang sejatinya.
Apakah kelak kami akan mengajaknya naik gunung? pertanyaan yang kerap kali terlontar dari teman teman. Hmmm entahlah, kami tidak akan mengajaknya dan kalaupun ia ikut kami juga tidak akan melarangnya. Biarlah Lestari memilih jalan ninjanya sendiri. Biarkan dia lahir, tumbuh dan bebas hanya itu harapan kami. Yang hanya bisa kami lakukan adalah berproses bersama untuk menjadi manusia yang seutuhnya, yang berbuat adil bahkan sejak dari dalam pikiran. Yang menempatkan segala sesuatu dengan seimbang dan menggunakan segala sesuatu sesuai kebutuhan. Seperti air sebagai sumber kehidupan, gunung dan hutan sebagai penyeimbang alam, yang kini mulai terhapuskan oleh kilauan emas dan kegagahan beton yang menjulang.
Namun dalam lubuk hati ada pengharapan sebagai orang tua lewat nama yang kami titipkan. Kami ingin kelak anakku menjadi seorang yang memperjuangkan hak akan lingkungan. Kami ingin melihatnya berbuat adil untuk lingkungan, menjadi salah satu bagian dari mereka yang memelihara sikap untuk tetap mempertahankan kelestarian alam atas kerakusan segelintir orang, yah kami ingin melihatnya menyuarakan keadilan atas kelestarian alam yang semakin hari semakin terkikis oleh keadaan. Lestari anakku lestarilah alamku
Tidak ada komentar: