Ads Top

Perbedaan Otak laki-laki dan Perempuan

Sumber : eventzero.org
Ternyata bibit rasa baper wanita dimulai sedari pagi, bahkan bisa dimulai ketika bangun tidur. Aih aih aih, tak patut tak patut (gaya Mail teman upin). Seperti percekcokan perihal sambel pecel di tempat belanja depan balai RW tadi pagi. Awalnya ada seorang ibu yang sedang berbelanja tiba-tiba berujar “sambel pecel neng bu Dopi murah, 30 ribu perkilo”. Sontak seorang ibu yang sedang menawarkan sambal pecel buatannya sedikit naik pitam. Karena harga yang dia tawarkan 2 kali lipatnya. “mosok to bu, kacang tanahnya saja 27 ribu per kilo”, belum lagi gulanya” tuturnya sembari mengebu.”beneran bu, mosok aku ngapusi” ucapnya terlihat penyesalan di matanya. “enak tuku ae, gak soro-soro ngawe” ucap salah satu ibu yang di rumahnya menjual nasi pecel. Setelah itu aku meningalkan mereka dengan kekacauan otak dan mulai berpikir banyak hal. Perkara sambel pecel membawaku pada perenungan panjang, tentang kesalahan dalam peecakapan mereka,tentang kondisi tadi pagi bahwan tentang siapa yabg patut disalahkan. Aduh lagi-lagi aku terjebak dalam hal yang sebenarnya tak begitu penting dan menyita banyak energiku. Tiba-tiba aku teringat tentang camilan ke dua materi komuniksi produktif di kelas bunda sayang institiut ibu profesional. Kala itu membahas tentang perbedaan otak laki-laki dan perempuan.
Menurut kajian ilmiah perbedaan otak laki-laki dan perempuan oleh Dr. Aisyah Dahlan Rumil Al-Hilya Rumah ilmu, otak perempuan 99 % terdiri emosi dan 1 % pikiran. Tak jarang perempuan lebih mudah terbawa emosi, dan ketika membaca novel atau menonton TV mereka lebih menikmati emosi dari tokohnya. Jika ditilik peristiwa pagi tadi, menunjukkan bahwa emosi para ibulah yang sedang mengambil peran.  Respon ketika menghadapi sebuah kenyataan terlihat bahwa emosilah yang menguasainya. Adanya bukti data pesaing perihal harga membuat emosinanya meletup, mungkin dalam hatinya terbayang betapa lelahnya proses pembuatan sambelnya, dengan harapan akan laris manis diburu pembeli. Namun harapan tak seindah kenyataan.
Berbeda ketika perbincangan itu terjadi pada laki-laki. Namun kecil kemungkinanya hal itu terjadi hehehe. Lelaki lebih cenderung diam, mereka mengeluarkan kata tak lebih dari 7000 kata sedangkan perempuan 20.000 kata yang harus dikeluarkan per harinya (Dr. Aisyah Dahlan Rumil Al-Hilya) wah hampir 3 kali lipatnya ya. Tak salah memang jika perempuan dibilang si mulut banyak, saking cerewetnya.
Ini hanya sebuah pengandean yang sedang yang sedang coba aku lakukan untuk memenuhi kebutuhan otakku yang sedang kacau hehehe. Ketika ada peristiwa serupa yang terjadi dan tokohnya adalah laki-laki mungkin akan lain lagi ceritanya. Laki-laki akan mencari solusi dan mencari data sebanyak mungkin yang menjadi perbedaan harga yang sangat signifikan. Dengan diam mereka akan menerima data atau malah akan mengali banyak informasi tentang pesaing bisnisnya. Besar kemungkin laki-laki tidak akan berbicara di depan umum yang dapat membuat tak nyaman orang lain. Mereka akan cenderung berpikir dampak yang akan ditimbulkan, karena otak laki-laki 99% merupakan pikiran dan 1 % emosi.
Laki-laki dan perempuan memang diciptakan berbeda, dengan perbedaan itulah terbentuk satu hubungan yang menarik untuk melengkapi satu sama lain. Paragraf terakhir adalah pengingat untukku ketika sedang dillanda ketidakwarasan menghadapi teman seperjalan yang saat ini sedang tertidur pulas.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.