Ads Top

Review "Sekolah Apa Ini" (SALAM)

Judul buku     : Sekolah Apa Ini?

Penulis        : Gernatatiti, dkk

Penerbit     : Insist

Belakangan ini aku kerap kali mendengar curhatan para ibu-ibu yang mengeluhkan tentang sekolah daring untuk anak-anak mereka. Keluhan tentang banyaknya tugas, keluhan tentang kesulitan dalam proses belajar bersama anak sampai perihal kuota yang beberapa dari mereka terasa berat. Sebagai sesama golongan emak-emak, tentunya aku mengerti kesulitan mereka. Karena berproses bersama anak bukanlah perkara mudah. Butuh kewarasan dan kelapangan hati.

 Lewat ini aku ingin berbagi sedikit, tentang makna sejatinya pendidikan yang kuperoleh dari buku ajaib ini. Buku yang telah memporak-porandakan sudut pandangku perihal pendidikan namun membuat atiku ayem. Semoga bisa memperluas sudut pandang para Mak Gaes yang sedang berpacu dengan apa saja. Selamat membaca.

Buku ini menjelaskan akan banyak hal tentang SALAM. SALAM merupakan Sangar Anak Alam, pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) yang beralamat di Nitriprayan Rt 04 Jomegatan, Ngestiharjo, Kasihan Bantul. Menyelengaran kegiatan belajar kelompok bermain, Taman Anak, Pendidikan Dasar (Paket A), Pendidikan Menengah Pertama (Paket B) dan Sekolah Menengah Atas (Paket C). Lokasinya sangat mewah, berada di tengah sawah yang masih produktif. Untuk ukuran standar sekolah yang kerap kali aku jumpai, SALAM jauh berbeda, tak ada sekat dinding sebagai pembatas ataupun bangku berjejer kaku layaknya sekolahan pada umumnya. Ada beberapa dinding sebagai pemisah ruangan dan dinding itu penuh hasil karya peserta didiknya.

Buku ini semacam buku petunjuk untuk melakoni pendidikan merdeka yang telah SALAM lakukan semenjak 20 tahun silam. Sejatinya pendidikan merdeka yang membebaskan anak tumbuh berdasarkan fitrahnya. Dimana tugas orang tua/orang dewasa hanyalah sebagai fasilitator untuk menjaga fitrah yang telah terinstal semenjak anak diciptakan. Dan itu bukanlah perkara mudah bagi orang dewasa yang sudah lahir terlebih dulu dan merasa paling punya pengalaman yang kadang lupa akan pentingnya proses belajar pada anak.

SALAM Sekolah Merdeka

Kemerdekaan belajar di SALAM tak hanya sebatas kebebasan untuk tak berseragam atau bersepatu. Sejatinya kemerdekaan dimana tak ada aturan yang ditetapkan oleh yang lebih berkuasa untuk dilaksankan oleh semua. Mereka tak mengenal aturan baku, yang mereka tanamnkan adalah kesepakatan bersama ( melibatkan pihak sekolah, fasilitator, siswa dan juga orang tua ) serta konsenkuensi atas pelangaran kesepakatan. Jadi tiap kelas akan berbeda satu sama lainnya. Meskipun berbeda tiap kelas, ada kesepakatan yang menjadi garis besar di SALAM bagi semua jenjang, yaitu jaga diri, jaga teman dan jaga lingkungan. SALAM juga berpegang teguh pada  empat pilar dalam mengurai proses belajarnya,yaitu pangan, kesehatan, lingkungan dan sosial budaya.

SALAM Berbasis Riset

Di SALAM tak ada mata pelajar yang akan mengatur siswanya belajar, mereka memandang pengotakan-kotakan mata pelajaran membatasi insting anak dalam mengeksplorasi dan memperoleh pengetahuan. SALAM memilih mengunakan model belajar berbasis riset. Dimana anak-anak dibebaskan belajar melalui pengamatan langsung pada sumber belajarnya. Belajar melalui melihat dan mengamati, bersentuhan dan melakukan sesuatu dari sumber belajarnya, mengambil kesimpulan dan mengungkapkanya apa yang mereka lihat dan apa yang mereka temukan dan mencari solusi.

Perbedaan SALAM dengan Sekolah Lain

Selain pembelajaran berbasis riset, SALAM juga menggunakan media belajar yang unik. Media belajar yang diciptakan untuk mendukung proses belajar mandiri serta terinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari. Di SALAM ada banyak program/kegiatan sebagai penunjang proses pembelajaran yang dailakukan dalam kurun waktu yang dijadwalkan, diantaranya kunjungan keluarga (Home Visit), perjalanan pendek (minitrip),kudapan dan makan siang berbasis pangan lokal, memasak, pasar Senin Legi, Organisasi Anak Salam (OAS), bermain, kelas minat, dan tinggal bersama keluarga lain (Live In). Serangkaian kegiatan yang diciptakan memang terkesan berbeda ribet dengan sekolah pada umumnya. SALAM percaya dari setiap proses kegiatan yang dilakukan ada begitu banyak pembelajaran yang akan di dapatnya. (untuk penjelasan tiap-tiap kegiatan silahkan baca bukunya ya gaes).

Ada banyak yang hal yang membuat SALAM berbeda dengan sekolah konvensional pada umumnya. Memupuk dan menumbuhkan kebiasan bertanya dan mencari tahu bersama adalah perbedaan yang mendasar antara SALAM dengan sekolah lainnya. Sejak usia dini, anak-anak sudah dimerdekakan serta dibangunkan tradisi ber-riset. Sehingga menjadi pondasi yang membentuk sebuah pola pikir yang dapat mendorong sikap siap menerima kegagalan sebagai bagian dari proses mencari dan menemukan sendiri. SALAM hadir menjadi sejatinya alternatif pendidikan di negeri ini, dengan kesadaran penuh akan pentingnya sebuah proses belajar. 

Bagaimana Mak gaes, semakin ayem atau mumet dan semremet? Tak apalah, mari ambil jeda sejenak kita nikmati indomie dengan toping rawit berlimpah. 

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.